Senin, 30 Juni 2008

Ini Adalah Dunia


(Binti Amoriah)
Berbagai macam hal terjadi dalam kehidupan ini, hal yang buruk dan juga hal yang terbaik. Semua itu ada waktunya masing-masing.
Seperti yang telah Allah Ar-Rasyid ( Yang maha pandai) jelaskan dalam surat cinta-Nya, “…Dan demi masa ( kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)…” (Ali Imran ;140).
Ayat tersebut bermakna, bahwa seburuk apapun peristiwa yang sedang atau telah terjadi dalam hidup ini, “Ini adalah Dunia”.
Apa yang bisa dunia tawarkan selain airmata dan tawa?, yang mana semua itu bersifat sementara.
Oleh karenanya, jika salah satu dari keduanya dating kepada kamu, maka terimalah….., terimalah saat yang penuh canda tawa itu dengan hati yang tulus ikhlas. Begitu pula sebaliknya, jika saat yang mengalirkan airmata itu datang, terimalah dengan hati yang tulus ikhlas.
Karena dengan ketulusan dan keikhlasan maka akan tercipta kesempurnaan.
Dan bersyukurlah…. Bagaimanapun juga Allah telah menganugrahkan hati kepada kita, yang mana dengan hati itu kita dapat merasakan bahagia dan duka, salah satu tantangan dan keistimewaan manusia.
“Dan Dia-lah yang telah mmenciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan, dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur” (Al-Mu'minun:78)
Itulah ketentuan Al KhaliQ ( Yang maha Pencipta) atas kita semua, kita adalah manusia yang memiliki hati, dan ia bisa terluka.
Disaat hati mempunyai keinginan dan hal itu tidak terwujud, atau bahkan terjadi hal yang sebaliknya, ia akan terasa sakit karena kecewa hingga kita menitikkan airmata. Hal itu tak mengapa ……. Sungguh tak apa-apa, selama kita menyadari bahwa hal yang tidak kita kehendaki itu juga merupakan pemberian Allah Al- Hakim, yang sudah pasti lebih mengetahui apa-apa yang terbaik buat kita. Dan percayalah …. Dia tidak akan menaruh beban diatas pundak kita yang tak sanggup kita tanggung.
Oleh karena itu, bilamana semua terasa begitu berat dan kita tak lagi yakin bahwa kita mampu melewatinya hingga kita ,merasa teraniaya, ingatlah firman Allah Al Haqqu, “Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya…dan meraka tidak dianiaya” (Al Mu'minun: 62)
Dengan itu pupuklah kembali keyakinan bahwa seberapapun banyaknya airmata yang telah kita tumpahkan, kita mampu menghadapinya. Selama kita tak hentinya berusaha dengan senantiasa mengandalkan-Nya, memohon bantuan-Nya serta dukungan-nya.
Karena sesungguhnya … Allah Al-Baasith (yang maha Melapangkan) menginginkan kemudahan bagi kita, bukan kesulitan ( Al BaQarah:185)
Terkadang bahkan seringkali, kita sadari atau tidak, kita begitu menginginkan sesuatu atau semuanya sesuai dengan cara kita, cita-cita kita, impian kita, Hingga akhirnya semua itulah yang sesungguhnya mempersulit kita sendiri.
Kita terlalu sibuk mengejar sesuatu yang tidak ada pada kita, atau belum kita miliki, hingga tanpa kita sengaja atau bahkan sengaja melepas apa yang sudah kita miliki. Sedang kita tidak pernah tau betapa berharganya atau berartinya sesuatu itu kecuali pada saat kita kehilangan.
Dan yang namanya penyesalan itu selalu datangnya belakangan bukan? Janganlah kita menjadi terlalu rakus terhadap apa yang tidak ada pada kita.
Ash-shanani dengan mengutip pendapat lain menyatakan, “Al-bukhlu adalah rakus terhadap apa yang tidak ada padanya” (subulus salam,4:335).
Sungguh…., ada saatnya kita harus melepas sesuatu agar kita dapat bernafas lega. Sesuatu yang mungkin sedari dulu harus kita lepaskan. Sesuatu yang bukan milik kita…., bukan untuk kita.
Dengan mengakui kekalahan kita, kita memenangkan kedamaian yang bahkan tidak semua juara ,mampu memenangkannya. Jadilah juara atas dirimu sendiri dengan melepas apa yang tak mampu engkau miliki atau belum saatnya jadi milikmu. Yakinlah ada satu kebahagiaan yang berhak dimiliki oleh masing-masing kita. Bila saat ini kita merasa belum menemukannya, percayalah….., kita sedang menuju kearahnya.
Jadi lepaskanlah hal yang tak tercapai itu. Terimalah hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu. “Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (An-Nisa:19).
Biarkanlah hari kemarin berlalu, jangan menggenggam dalam ingatan. Karena dengan kita selalu mengingatnya, kita tak mau melepas masa lalu yang penuh dengan keinginan, cita-cita dan impian yang tak kesampaian, itu akan membuat kita tidak rela dengan ketentuan dan keputusan Allah Al-Qaabidh (Yang maha menetapkan) atas hidup kita, yang mana seutuhnya adalah milik Dia.
Sedangkan Sufyan Atsauri berpesan: “Jagalah dirimu dari kemarahan Allah dalam 3 hal:
(1) Jagalah dirimu agar tidak lalai pada perintah-Nya.
(2) Jagalah dirimu dari sikap TIDAK RELA akan keputusan-Nya, sedangkan Dia melihatmu.
(3) Jagala dirimu dari sikap membenci Rabb mu ketika engkau meminta kepadanya, TETAPI ENGKAU TIDAK MENDAPATKANNYA” (benalu-benalu hati, haris firdaus).
Dan Rasulullah SAW telah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Anas ra. “Sesungguhnya besarnya pembalasan itu tergantung pada besarnya cobaan yang diterima. Sesungguhnya bila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Manakala suatu kaum mau menerima cobaan tersebut, maka Allah ridha. Namun apabila benci, Allah juga benci” (HR At-Tarmidzi dan ibnu Hibban).
Hal apapun yang bisa kita lakukan dan tidak bisa kita lakukan, apapun yang kita miliki dan tidak kita miliki adalah pemberian dari Allah Ar-rahman Ar-rohim….., maka hargailah.
Hargailah dengan tetap mengambil dia sebagai Tuhan mu disaat yang paling buruk dalam fase hidupmu.
Tetap bangga akan Allah sebagai Tuhan mu ketika kamu berada dalam situasi yang sangat tak kau inginkan.
Janganlah kita mengakui-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang baik sebagai Tuhan kita, hanya pada saat kita bahagia. Lupakah kita, bahwasanya Dia tidak menahan nafas kita ketika kita lalai dari melaksanakan perintah-Nya. Dia juga tidak serta merta mencabut pendengaran dan penglihatan kita manakala kita mendengar dan melihat sesuatu yang tidak disukai-Nya.
Lalu mengapa kita membenci disaat semua tidak seperti yang kita inginkan. Bagaimana mungkin kita menganggap Allah Al-Adl' (Yang maha Adil) telah memperlakukan kita secara tidak adil. Tidakkah kita percaya pada janji manis nan pasti- Nya “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Alam Nasyrah : 5-6)
“To my wonderful mom…..,when its hurt, remember Its Just The World. There's something better waiting for us. Its called heaven…., And sometimes we have to pay it with a little bit of lough and tears”
With love, Binti Amoriah